Cek dan Ricek adalah judul sebuah infotainment yang ditayangkan oleh salah satu stasiun TV di tanah air kita Indonesia ini. Isinya melulu gosip para selebriti yang kadang-kadang terlalu dicari-cari dan nggak penting-penting amat untuk dikatahui oleh orang lain. Tapi anehnya selalu saja ada yang nonton. Mungkin karena nggak ada kerjaan lain aja.
Tapi posting ini tidak bermaksud membahas itu. Yang dimaksud adalah cek dan ricek dalam arti sebenarnya, yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari di kantor. Sebab jika kita lupa melakukan cek dan ricek, akibatnya bisa berdampak panjang. Bisa juga pendek sih. Tergantung kepada seberapa besar dampak yang ditimbulkannya.
Saya pernah beberapa kali mengalami kesulitan akibat lalai melakukan cek dan ricek ini. Tapi dibilang lalai mungkin tidak juga. Mungkin lebih tepatnya : terlalu percaya kepada rekan kerja. Namun apapun namanya akibatnya ya sama saja: kelabakan.
Suatu kali dalam sebuah meeting dengan mitra kerja, saya yang baru masuk hari itu setelah beberapa hari keluar kota gelagapan. Ini karena data yang saya distribusikan dalam meeting itu, ternyata tidak 100 % akurat. Data itu disiapkan oleh rekan kerja atas permintaan saya pada hari saya berangkat keluar kota. Pagi menjelang meeting baru data itu saya pegang.
Yang menemukan ketidakakuratan itu siapa? Untungnya saya juga. (Orang Indonesia itu memang untung terus). Saya menemukannya pada saat saya mengecek data itu persis setelah data itu saya distribusikan. Kebayang kan betapa paniknya saya pada saat itu?
Saya berada dalam kebimbangan. Mendiamkan (untuk diperbaiki belakangan) atau berterus terang. Saya memutuskan untuk melihat arah jalannya meeting terlebih dahulu. Kalau memang meeting akan menghasilkan keputusan yang berkaitan dengan data itu, saya akan berterus terang dan memperbaikinya saat itu juga. Tapi kalau tidak, saya akan memperbaiki dan mendistribusi ulang data itu ke semua peserta meeting pada kesempatan pertama.
Ternyata memang data itu perlu. Jadi saya secara gentleman (hmmm..) berterus terang tentang kurang akuratnya data tersebut. Habis cerita? Iya. Tapi saya harus menahan malu (meskipun semua orang mengerti posisi saya pada saat itu) karena data sontoloyo itu. Kayak jadi orang yang nggak becus kerja, gitu.
Kali kedua adalah ketika saya mencocokkan data tim lapangan dan tim kerja di kantor pada saat dead line mendekat. Sebenarnya tugas tim kerja di kantor adalah mengkoordinir kerja tim lapangan. Harusnya tidak ada perbedaan data. Dan memang sebelumnya semua berjalan baik-baik saja. Tidak pernah ada masalah. Tapi entah kenapa hari itu saya berniat mericek kedua data itu. Ooops, ternyata ada perbedaan. Memang tidak signifikan, tapi tetap tidak bisa ditolerir. Untuk yang satu ini (untung) karena masih dalam jadwal, bisa segera diperbaiki. Untung lagi…
Yah, begitulah. Cek dan ricek bukan cuma di TV. Tapi juga di kantor.
Pesan moral dari cerita ini : Menonton acara Cek dan Ricek itu perlu. Terutama untuk mengingatkan kita pada pekerjaan di kantor.
Rabu, 02 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar