Ini cerita dari kantor sebelah.
Sang boss di kantor itu terkenal sangat emosional. Bahkan sangat. Kalau lagi marah, hampir semua isi kebun binatang disebutnya. Mulai dari macan, monyet, badak, kambing sampai ayam. (saya rasa dua terakhir itu bukan penghuni kebun binatang, deh).
Karena itu para anak buah selalu dihinggapi rasa takut plus was-was apabila dapat panggilan. Karena meskipun bekerja benar, tapi salah omong waktu menjawab juga bisa menyebabkan kena semprot. Apalagi jika kerjanya tidak becus, bisa-bisa dilempar dengan asbak.
Pada suatu hari, si bos yang pemarah itu keluar dari ruangannya dengan wajah merah padam. Dengan suara menggelegar bak guntur di siang bolong dia memberi perintah kepada sekretarisnya yang sudah kelihatan mengkeret seperti tikus kecemplung got.
"Panggil kambing-kambing di atas!"
Si sekretaris maklum maksudnya. Ruangan si bos berada di lantai bawah, sedangkan ruangan para kepala divisi berada di lantai yang lebih tinggi. Si sekretaris tanpa menunggu diperintah untuk kedua kalinya segera ngacir menuju lift. Ia paham sekali karakter si bos yang akan melabrak siapa saja yang ada di depannya kalau lagi emosi begitu. Makanya lebih baik cepat-cepat menyingkir daripada kena omelan yang nggak jelas ujung pangkalnya. Biasanya kalau bosnya lagi kumat begitu, ia segera mencari-cari kesibukan supaya tidak jadi sasaran tembak si bos.
Tiba-tiba ia tertegun. Tubuhnya menggigil. Ia ingat bahwa ia melupakan sesuatu. Perintah tadi tidak jelas. Kepala divisi mana yang dimaksud si bos? Atau malah jangan-jangan bukan kepala divisi yang disuruh panggil. Karena si bos juga sering memanggil langsung staf yang dia anggap perlu dipanggil untuk diomeli.
Memanggil orang yang salah, bisa menyebabkan dua hal. Pertama, dimarahi oleh yang dipanggil. Kedua, dimarahi oleh yang memanggil. Bertanya lagi ke si bos juga bisa menyebabkan dia kena semprot.
Akhirnya si sekretaris mengambil keputusan. Dimarahi sekali lebih baik daripada dimarahi dua kali. Perlahan-lahan ia balik kanan dan langsung mengetuk pintu pak bos.
"Masuk!" suara di dalam sepertinya siap memakan orang. Udara di sekeliling sekretaris mendadak menjadi panas. Buktinya ia berkeringat di ruang ber AC.
Krrrtttt.....sekretaris membuka pintu. Si bos mengangkat muka dengan ekspresi bertanya. Kok bukan yang dipanggil yang datang, mungkin begitu batinnya.
"Ada apa?"
"MMM....mmaaaf, pppak......yyyang mmau dippanggil k...kkk...kambing yang mana?"
Ha?
Pesan moral dari cerita ini: Kalau mencari sekretaris jangan yang gagap dan suka gugup. Salah-salah, saking groginya, waktu diomelin, malah kita yang disemprot!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

2 komentar:
Hahaha...lucu banget. Ini kejadian bener atau cuman cerita?
Ini cerita bener. Para pelakunya masih hidup kok! Mau dikenalin? :)
-Ntonk
Posting Komentar