Selasa, 10 Juni 2008
Meneropong Dompet Teman....
Urusan ini sengaja saya angkat sebagai judul perdana karena masalah uang alias duit memang merupakan hal yang paling sensitif di kantor. Nggak jarang karena masalah pembagian rejeki (dalam artian duit) yang dianggap tidak adil oleh seseorang atau sekelompok orang membuat stabilitas dan kenyamanan kerja di kantor jadi tidak menyenangkan.
Apa ajalah. Gaji, Insentif, Bonus, Honorarium dan lain sebagainya. Pokoknya asal urusan duit, bisa bikin ribut. Minimal bisik-bisik sambil senyum sinis. Kayak, "Eh, kok si anu udah bisa beli rumah ya? Padahal jabatannya lebih tinggi saya. Kerja juga lebih lama si anu daripada dia..." Atau yang kayak, "Kok dia uang lemburnya sama ama gua? Perasaan gua lebih sering pulang telat deh..." Atau, "Pantesan divisi itu sering ketawa-ketawa, banyak "sabetan" sih...." Ada juga, "huh, baru berapa bulan pegang jabatan udah ganti mobil. Pasti uang kantor tuh...."
Sounds familiar? Pastinya. Karena di tiap kantor hampir pasti ada orang yang suka ngomong seperti itu. Kalau di kantor anda tidak ada, bersyukurlah. Karena kantor anda udah terhindar dari satu masalah dasar. Tapi kalau ternyata ada, terimalah sebagai romantika dunia kantor.
Orang alim berkata bahwa "rejeki itu udah ada namanya. Rejeki buat si A nggak akan jatuh ke tangan si B. Begitu juga sebaliknya." Dengan prinsip dasar seperti itu, apapun yang diperoleh rekan sebelah meja anda, tidak akan membuat anda gusar. Meskipun dia kejatuhan emas segede gajah, anda pasti tidak akan bergeming, ngiler apalagi tersenyum sinis.
Coba pikir ulang sebelum mengomentari teman yang kayaknya lebih beruntung ketimbang anda. Jangan-jangan dia dapat warisan, jangan-jangan dia punya bisnis sampingan yang lagi dapet proyek besar, jangan-jangan mertuanya kaya, jangan-jangan istrinya petinggi perusahaan besar, jangan-jangan dia baru dapat kredit dari bank, jangan-jangan mobil barunya nyicil dan sejuta "jangan-jangan" lain. Anda toh nggak tau secara persis apa dan bagaimana kehidupan rekan kerja anda diluar kantor secara 100 %. Kecuali rekan kerja itu istri atau suami anda, tentunya.
Pesan moral dari cerita ini : Jangan menghitung uang di dompet rekan kerja anda. Apalagi di rekening banknya. Nggak ada gunanya. Uang anda tetap yang ada di dompet anda. Be real!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar